oleh

Warga Tl’iu Hidup Damai Di Tengah Perbedaan

-Humaniora-64 Dilihat

Suasana sykuran Natal dan Tahun Baru di Desa Tl’iu TTS, Rabu (1/1/2020/ foto erik sanu

Soe, terasntt.com — Warga Desa Tl’iu, Kecamatan Amanuban Timur Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) yang baru dimekarkan dari Desa Sini ini hidup damai di tengah perbedaan keyakinan. Kerukunan umat beragama di desa bungsu kecamatan setempat patut dicontohi

Hal ini terlihat ketika syukuran Natal dan Tahun Baru bersama di kantor desa setempat, Rabu (1/1/2020) yang dihadiri seluruh masyarakat setempat tanpa membedakan keyakinan. Mereka berbaur satu sama lain tanpa membatasi diri bahkan terlihat akrab dan mesra serta saling mendukung.

Pdt Yulita Nayoan ketika memimpin ibadat syukuran tersebut menekankan, bahwa hidup manusia harus jadi sahabat bagi sesama karena persahabatan adalah kunci sukses dalam pelayanan, kunci sukses dalam keluarga dan
kunci sukses dalam kepimpinan.

Demikian juga Thamrin Isu, salah satu pemuda Muslim usai foto bersama mengaku kebersamaan perlu dipupuk sehingga tidak menggangu toleransi di tengah perbedaan karena justru dengan adanya perbedaan baru ada persatuan.

Pria yang datang dari desa Mauleum ini mengatakan, toleransi perlu dijaga dan dirawat agar masyarakat tidak terusik dengan hal – hal yang bisa membuat keretakan.

” Kita di wilayah Amanuban Timur terutama beberapa desa hidup berdampingan dengan keyakinan berbeda sehingga perlu membangun komunikasi untuk menghindari hal yang bisa meruntuhkan persatuan,” ujar Thamrin.

Sementara Kepala desa Tl’iu Thimotius Natonis mengatakan, doa bersama seluruh elemen masyarakat ini untuk mensyukuri pembangunan selama setahun.

Ia mengaku senang karena satu tahun perjalanan masyarakat selalu aman dan hidup berdampingan dengan rukun dan damai.

” Yah ini setahun sekali mengumpulkan mereka dalam momen suka cita setelah setahun bergelut dengan aktivitas masing – masing,” ujar Natonis.

Ia juga meminta masyarakat tetap mempertahankan kebersamaan yang sudah terjalin bahkan harus ditingkatkan untuk membangun Desa Tl’iu karena selain dikenal sebagai desa koperasi juga mulai dikenal sebagai desa yang menjujung tinggi toleransi antar umat beragama.

Menurutnya berbeda itu perlu untuk saling memperhatikan satu sama lain bukan untuk membatasi diri, apalagi isu isu yang bisa membenturkan perlu dihindari dengan selalu membangun komunikasi antar tokoh agama dan tokoh masyarakat.

” Hidup sebagai sahabat bagi sesama tanpa memandang latarbelakang tetapi bersahabat dengan sesama dengan melakukan karya nyata dalam kehidupan sehari – hari ditengah masyarakat,”ujar Natonis.(sys)

Komentar