oleh

Warga Serobot Hutan Lindung, Kades Loli Berkelit

-Daerah-63 Dilihat

Kepala Desa Loli, TTS, Yupiter Malla/ foto erik san

Soe, terasntt.com — Selama tiga bulan terakhir puluhan Kepala Keluarga (KK) menyerobot Hutan Lindung Laob Tunbes di Desa Loli, Kecamatan Polen, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Warga yang belum diketahui identasnya ini menebas hutan lindung itu untuk membangun rumah semi permanen maupun permanen serta sebagiannya dikelola untuk tanaman perkebunan.

Aksi sejumlah warga tersebut mengakibatkan kedundulan dan sumber air di sekitarnya terancam kering hingga mengkuatirkan warga setempat.

Salah seorang amaf (tokoh adat) Desa Loli, Kimto Angket kepada wartawan di Polen, Sabtu (7/12/2019) menyampaikan, kekuatiran mereka terkait penebangan hutan oleh warga setempat yang dilakukan empat bulan terakhir itu akan berdampak pada  keringnya sumber – sumber air di wilayah tersebut.

“ Itu kawasan hutan yang dilarang pemerintah agar tidak ditebang. Tapi penebangan itu terjadi  dan itu dimulai sekitar tiga atau empat bulan lalu, mata air Loli itu kini airnya mulai kering. Saya sebagai salah satu amaf dari kefetoran Bijeli sangat prihatin dengan penebasan kawasan hutan Laob Tunbes itu,”kata Kimto

Menurutnya luas lahan Hutan Lindung yang ditebas kurang -lebih 5 Ha. Karena di bagian atas permukiman sudah dibangun sekitar lima puluh rumah berkonstruksi permanen maunpun semi permanen.

Semantara, Kepala Desa Loli Yupiter Mella saat dikonfirmasi di kantor Polsek Pollen mengungkapkan, bahwa ada sosialisasi dari oknum pejabat dari “atas”tanpa merinci.

” Saya tidak tahu, itu orang atas yang datang sosialisasi terus foto foto,” ujarnya.

Ia bahkan sempat marah ketika dicerca berbagai pertanyaan wartawan dan jawaban yang di berikan pun tidak pasti berubah – ubah. Bahkan ia berklit seakan menyembunyikan sesuatu.

Pada kesempatan yang sama Kapolsek Pollen, Abdul Syukur meragukan pernyataan Kades.

” Masa bapak desa tidak tahu orang masuk wilayahnya dan ketika ada penebangan hutan tidak tindakan apa – apa,” ijar Syukur.

Informasi yang dihimpun, kepala desa sudah berulang kali ditegur, bahkan pernah membuat pernyataan untuk tidak melakukan penebangan hutan karena jika itu terus dilakukan sama saja mengusir warganya secara tidak langsung.(sys)

Komentar