oleh

Salah Satu ABK Sempat Telepon Istri Saat Disandera Perompak

-Nasional-57 Dilihat

Jakarta, CNN Indonesia — Salah satu anak buah kapal Indonesia korban penyanderaan kelompok Abu Sayyaf, Alvian Elvis Repi diketahui sempat melakukan kontak dengan sang istri di Indonesia pada Ahad kemarin (27/3). Dalam komunikasi tersebut, Alvian mengaku sedang disandera oleh beberapa orang yang diduga kelompok Abu Sayyaf.

“Berita dari Alvian sampai saat ini belum ada lagi. Kontak terakhir hari Minggu sekitar pukul 09.30 WIB. Itu saja yang kita tahu,” ujar Bibi Alvian, Syane Elvis Repi di kediaman Alvian di Jalan Swasembada Barat XVII Nomor 25, Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (29/3).

Syane mengatakan dalam komunikasi tersebut Alvian mengaku dirinya dan abk asal Indonesia yang lain sedang disandera oleh beberapa orang di suatu tempat yang tidak disebutkan. Dia meminta sang Istri tidak menghubunginya lagi.

“Pada saat ditelepon, dia hanya memohon kepada istrinya jangan hubungi lagi karena mereka sedang di sandera,” ujarnya sambil menahan tangis.

Menurut Syane, pihak tempat Alvian bekerja telah memberi penjelasan kepada keluarga bahwa Alvian saat ini sedang disandera di sebuah pulau. Namun, karena masih terus melakukan kordinasi, pihak perusahaan tidak menjelaskan secara rinci keberadaan Alvian dan abk lain yang disandera.

Syane mengaku bersyukur pihak pemerintah dari Tentara Nasional Indonesia telah mendatangi kediamannya untuk meminta sejumlah informasi terkait penyanderaan tersebut.

“Kami berterima kasih pihak pemerintah sudah ikut membantu menolong keponakan kami. Kami sangat mengucap syukur dan terima kasih terutama pada Tuhan,” ujarnya.

Kementerian Luar Negeri Indonesia sebelumnya menyatakan ada dua kapal yang dibajak Abu Sayyaf, yakni Brahma 12 dan Anand 12 yang membawa 7 ribu ton batu bara. Kapal Brahma 12 sudah dilepas dan kini berada di tangan otoritas Filipina, namun Kapal Anand 12 dan sepuluh awaknya masih berada di tangan pembajak.

Wakil Komandan Pasukan Khusus Zambasulta, Mayor Jenderal Demy Tejares, seperti dikutip dari Inquirer, mengatakan Brahma 12 itu berlayar dekat Pulau Tambulian saat dua bersaudara anggota Abu Sayyaf, Nickson dan Brown Muktadil, naik ke kapal tersebut.

Nickson dan Brown Muktadil merupakan anggota brigade Abu Sayyaf pimpinan Alhabsy Misaya. Mereka kemudian menodongkan senjata kepada para ABK.

Kelompok Abu Sayyaf yang berbaiat kepada ISIS kerap melakukan penculikan, pengeboman, dan pembunuhan di wilayah selatan Filipina.

Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan pemilik kapal tongkang Anand 12 berbendara Indonesia sedang melakukan negosiasi dengan pembajak yang mengaku sebagai Kelompok Abu Sayyaf asal Filipina.

“Biarkan saja mereka bernegosiasi,” kata Luhut di sela kunjungannya di perbatasan Indonesia-Papua Nugini, Skouw, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura.

Luhut mengatakan para pembajak dikabarkan meminta tebusan yang nilainya lebih besar dari harga batubara yang dibawa kapal nahas tersebut. (gil)

Komentar