Kupang, Terasntt.com — Pada dasarnya, semua manusia sama di hadapan Tuhan. Mungkin secara fisik, kita berbeda dengan anak-anak yang dikategorikan berkebutuhan khusus. Karena itu, marilah merubah cara pandang terhadap mereka.
Ajakan Penjabat Gubernur NTT, Drs. Robert Simbolon,MPA saat membuka secara resmi kegiatan Festival dan Lomba Seni Siswa, Olimpiade Olahraga, Lomba Keterampilan, Gebyar Seni (Fiksi) Pendidikan Khusus
Tingkat Provinsi NTT 2018 di Aula Komodo Dinas Pendidikan Provinsi NTT, Selasa (24/7/2018).
Menurut Penjabat Gubernur, istilah kebutuhan khusus sendiri sebenarnya sudah tidak relevan lagi untuk digunakan anak-anak yang secara ragawi berbeda. Karena pada dasarnya, semua orang pasti memiliki kebutuhan khusus.
“Lihatlah produk kerajinan tangan yang dipamerkan anak-anak ini. Keterampilan-keterampilan khusus yang akan mereka tunjukkan dalam kegiatan ini sungguh sangat menakjubkan. Saya yang secara fisik normal saja tidak bisa menghasilkan kerajinan seperti yang dihasilkan anak-anak
ini,” jelas Robert dalam kesempatan tersebut.
Lebih lanjut, Robert Simbolon menjelaskan masih terbatasnya sarana pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus tersebut di NTT.
“Hanya ada 33 Sekolah Luar Biasa (SLB) dari tingkat dasar sampai menengah di seluruh NTT. Bahkan ada dua kabupaten yang belum sama sekali memiliki SLB yakni Malaka dan Sabu Raijua. Kita akan melakukan pendekatan dengan kedua pimpinan wilayah tersebut. Keberadaan sekolah-sekolah ini yang hanya berada di ibu kota kabupaten, juga merupakan kendala tersendiri, ” pungkas Robert.
Sementara itu Ketua Panitia, Pius Rasi dalam laporannya mengungkapkan kegiatan festival tersebut diikuti oleh SLB tingkat dasar sampai dengan menengah dari Kabupaten/Kota se- NTT. Ada sejumlah 254 peserta yang terlibat, terdiri dari guru pendamping dan siswa/i SLB. Beberapa jenis lomba yang dipertandingkan pada kegiatan ini yakni bulu tangkis, atletik, orchid, tata boga dan tata busana, membatik dan karya kayu serta festival seni lainnya.
“Sasaran dari kegiatan ini adalah meningkatkan potensi dan kompetensi siswa SLB lewat pengembangan bakat dan kreasi. Juga untuk mengangkat nilai-nilai budaya,” jelas Rasi.
Usai acara pembukaan, Penjabat Gubernur mengunjungi stand-stand yang memajang kerajinan tangan, hasil karya siswa/i SLB dari seluruh NTT.
Tampak hadir pada kesempatan itu, Unsur Forkompinda Provinsi NTT, Kepala Dinas Pendidikan NTT, Kepala Biro Humas NTT, Kepala Biro Kesra NTT, para peserta dan guru pendamping, insan pers dan undangan lainnya.
Susi diajak liburan ke Jakarta
Salah seorang siswi SLB Negeri Pembina Kota Kupang, Susi diajak Penjabat Gubernur NTT untuk berlibur di Jakarta.
Remaja yang bercita-cita menjadi pramugari tersebut, menarik simpati penjabat Gubernur saat mengisi acara pada pembukaan kegiatan Festival dan Lomba Seni Siswa, Olimpiade Olahraga, Lomba Keterampilan, Gebyar Seni (Fiksi) Pendidikan Khusus
Tingkat Provinsi NTT 2018.
Mengaku baru dua kali naik pesawat terbang, Susi memperagakan peran sebagai pramugari yang sedang memberikan petunjuk keselamatan di atas pesawat dengan baik.
Penjabat Gubernur pun menghampiri Susi di panggung dan memeluknya.
“Bolehkah saya meminta izin kepada orangtua dan guru Susi. Sebagai hadiah dari saya, saya ingin minta izin untuk membawa Susi berlibur ke Jakarta,” ujar Robert diamini Susi.(advetorial)
Komentar