oleh

Kisah Inspiratif Stefananus Ola dan Nilai Kehidupan dalam Berkarir

-Profil-62 Dilihat

Kupang, Terasntt.com – Perjalanan menitih karir bagi tiap orang memiliki lika-liku yang berbeda. Dalam usaha pencapaian karir itu, tidak sedikit orang akhirnya harus menyerah dan mundur. Tapi ada sebagian orang, dengan sungguh-sungguh berjuang untuk menggapai puncak karirnya.

Sebut salah satunya, Stefanus Ola Demon. Untuk pria kelahiran 9 September 1974 di Sandakan itu, ada satu pantun yang cocok: “Berakit-rakit ke ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.”

Kisah karir Stefanus berawal dari dosen dengan gaji Rp 450 ribu selama satu semester. Kini, selain menjadi dosen, dia juga menempati satu posisi penting dalam struktur PT. Bumi Indah sebagai General Manager.

Ketika ditemui media ini di kantornya yang berlokasi di Kelurahan Pasir Panjang, Kecamatan Kota Lama, Kota Kupang, NTT, pria asal desa Lamanele, Kabupaten Flores Timur, sedang sibuk memeriksa bahan ujian mahasiswa.

Dia memersilakan duduk, dan kami bercerita banyak hal. Soal pekerjaan, dia memiliki pengalaman yang menarik.

“Setelah tamat kuliah, saya mengajar. Jadi dosen di Unika. Dan gaji saya dibayar enam (6) bulan sekali, sebesar Rp. 450ribu,” katanya tersenyum.

Terus terang dia mengaku gaji itu tidak cukup menjawabi kebutuhannya. Kadang, karena alasan uang, dia harus meminta orang menjemputnya jika ke kampus untuk mengajar.

“Dan saya harus tetap mengajar. Dan orang mengira bahwa menjadi dosen waktu itu tentu memiliki penghasilan yang tinggi. Tapi tentu tidak semudah itu yang dibayangkan orang-orang,” ujarnya.

Kerja Keras dan Jujur

Dalam masa-masa mengabdi sebagai dosen itu, dia mendapat tawaran dari PT. Bumi Indah, sebuah perusahaan konstruksi dan bangunan.

“Kepada mereka saya katakan, saya tetap akan menjadi dosen,” kisahnya.

Maka, mereka membuat kesepakatan. Dia akan membagi waktu antara mengurus perusahaan dan menjadi dosen.

Kesuksesannya menjadi General Manager ini, akunya, tidak akan terwujud jika tanpa dilandasi dengan nilai-nilai kehidupan yang ditetapkan dalam pekerjaan.

“Saya selalu menerapkan nilai kejujuran dalam tiap pekerjaan saya. Selain itu, harus kerja keras. Semua orang yang ingin maju dan sukses, harus bekerja keras,” katanya.

Dalam beberapa diskusi dengan teman-temannya, katanya, dia selalu katakan bahwa rejeki akan datang jika orang bekerja dengan jujur.

“Dalam politik pun demikian. Saya percaya, jika kita bekerja dan hidup dari bagian keringat kita, kita cukup memiliki banyak hal untuk membuat kita bahagia,” katanya.

Pria yang pada 9 September mendatang genap berusia 44 tahun ini mengaku, untuk kedepannya, dia akan tetap menggeluti dua pekerjaan ini.

“Dalam tiap pekerjaan, kita berusaha melakukan yang terbaik. Jangan pernah melupakan nilai kejujuran dan kerja keras dalam tiap pekerjaan,” tutupnya.

Penulis : Rafael l pura dan Ambuga Lamawuran

Komentar