OELAMASI, Terasntt.com — Kurangnya curah hujan mengakibatkan sebagian besar sawah di Oesao, Kabupaten Kupang tidak diola. Masyarakat memanfaatkannya sebagai ladang pengembalaan ternak sapi dan kambing.
Demikian disampaikan Kepala Desa Oesao, Trayanus A.Saduk saat ditemui wartawan di kediamannya, Minggu (21/2/2016).
Menurut dia, dibanding dengan tahun 2015, pertanian di Desa Oesao tahun ini seperti mati suri, karena tidak ada sumber air yang memadai untuk mrngairo sawah, akibat curah rendah.
” Memang ada beberapa kelompok tani tetap menanam menggunakan sumur bor. Tapi biayanya sangat besar. Dan sebagian besarnya tidak digaran dan dialih fungsikan menjadi ladang penggembalaan ternak.
selain daripada itu banyak lahan yang tidak diolah telah berubah fungsi menjadi padang ternak.
Saduk, menjelaskan akibat kelangkaan air membuat banyak petani beralih profesi menjadi pekerja serabutan. Ada yang berjualan ikan keliling, jadi tukang kayu, buruh bangunan, pedagang kios kecil, jualan kue dan ada juga hanya memanfaatka pekarangan untuk menanam tomat dan lombok serta holtikulturan untuk bertahan hidup.
“Akibat lahan tidak diolah maka banyak petani yang alih profesi sekedar menyambung hidup dan masa depan keluarga,” katanya.
Dia menambahkan Desa Oesao memiliki 9 Kelompok tani yang masing-masing beranggotakan
20 – 25 orang dan memilki lahan seluas 425 Ha dari total luas Desa Oesao 2 X 2 KM persegi.
Sementara salah satu petani unggul Desa Oesao, Benyamin Ledoh mengatakan, bahwa bagi dirinya semua masalah yang berkaitan dengan pertanian sudah sering terjadi sehingga baginya wajib dihadapi. Dan tetap berupaya untuk menanam sawahnya, walau hasil yang Ia peroleh tak sebanding seperti tahun sebelumnya.(man)
Komentar