oleh

Hampir 40 Persen Anak Berkulit Hitam di AS Hidup Miskin

Jakarta, CNN Indonesia — Sebuah riset baru menunjukkan bahwa persentase anak-anak yang hidup dalam kemiskinan di Amerika Serikat telah menurun sedikit sejak 2010, karena kondisi ekonomi As yang kian membaik. Meski demikian, tingkat kemiskinan di antara anak-anak keturunan Afika-Amerika masih sangat tinggi, yaitu mencapai hampir 40 persen.

Dalam riset yang disusun Pusat Penelitian dan Data Sensus Pew, lebih dari 45,3 juta orang di AS dinyatakan hidup miskin. Jumlah ini berdasarkan garis kemiskinan di AS, yaitu sebesar US$24 ribu (Rp319 juta) untuk tiap keluarga dengan empat anggota. Dari jumlah tersebut, sekitar 14,7 juta di antaranya, atau sekitar 20 persen, adalah anak-anak.

Jumlah tersebut merupakan penurunan dari jumlah anak miskin di AS pada 2010 yang mencapai 16,3 juta anak. Satu perlima dari jumlah ini adalah anak-anak Afrika-Amerika yang berusia di bawah 18 tahun.

Pew memaparkan riset ini untuk pertama kalinya sejak sensus Amerika Serikat mulai mengumpulkan data pada 1974. Kala itu, jumlah anak-anak Afrika-Amerika yang hidup dalam kemiskinan jauh lebih banyak ketimbang anak-anak berkulit putih.

Tingkat kemiskinan untuk anak-anak kulit putih menurun dari 4,9 juta pada 2010 menjadi 4,1 juta pada 2013. Sementara, penurunan tingkat kemiskinan untuk anak-anak kulit hitam tidak terlalu besar, yaitu dari 4,4 juta pada 2010 menjadi 4,2 juta pada 2013.

Pew memaparkan berbedaan tingkat kesejahteraan anak-anak yang berbeda warna kulit ini memang tidak signifikan. Meski demikian, perbandingannya mencapai 3:1, dengan perkiraan dua dari lima anak-anak keturunan Afrika-Amerika tinggal bersama keluarga dengan pendapatan di bawah garis kemiskinan.

Tak hanya anak-anak keturunan Afrika-Amerika, riset ini juga memberikan perbandingan antara anak-anak kulit hitam dengan latin. Pada 2013, satu dari tiga anak keturunan Latin, atau 30,4 persen dari 18 juta anak-anak Hispanik di negeri Paman Sam ini, hidup dalam kemiskinan.

Perbedaan ini terasa signifikan karena hanya satu dari 10 anak berkulit putih ataupun keturunan Asia yang hidup dalam kemiskinan di AS.

Tingkat kemiskinan untuk anak-anak Afrika-Amerika dapat dilihat dari status pekerjaan dan tingkat pendapatan orang tua.

Direktur penelitian di Pusat Penelitian Hispanik Pew, Mark Hugo Lopez, menyatakan kulit hitam lebih mungkin untuk menjadi pengangguran dan mendapatkan pendapatan yang lebih sedikit ketimbang ras lain.

“Pasar tenaga kerja telah pulih, namun pemulihan ini tidak merata,” kata Lopez, dikutip dari RT News, Rabu (15/7).

Bulan lalu, Departemen Tenaga Kerja memaparkan bahwa tingkat pengangguran untuk warga Afrika-Amerika di AS adalah sebesar 9,5 persen. Angka ini tergolong tinggi jika dibandingkan dengan tingkat pengangguran untuk warga Hispanik yaitu sebesar 6,6 persen, untuk warga kulit putih sebesar 4,6 persen dan untuk warga Asia sebesar 3,8 persen.

“Meskipun banyak orang tua berkulit hitam yang bekerja, mereka mungkin tidak mendapat pendapatan sebanyak warga kulit putih atau bahkan keturunan Asia,” kata Lopez menambahkan.(sumber CNN)

Komentar