Oleh : Echisaputritama Tanduk Langi Mahasiswa Pascasarjana Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Kupang, teras-ntt.com — Industri komedia cetak diawali setelah penemuan mesin cetak oleh Johanes Guttenberg. Sebagai media massa yang paling tua, media cetak memulai bisnis dengan beragam bentuk, seperti surat kabar, majalah dan tabloid.
Media cetak adalah sarana penyampaian informasi melalui barang yang dicetak secara berkala dan ditujukan untuk kepentingan umum. Pengertian lain juga menjelaskan bahwa media cetak merupakan suatu media yang statis dan mengutamakan pesan-pesan visual yang terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata, gambar, atau foto, dalam tata warna dan halaman putih dengan fungsi utama untuk memberi informasi dan menghibur (Kusuma, 2016).
Di Indonesia pada tahun 2013 tercatat sebanyak 409 perusahaan media cetak, masyarakat Indonesia yang haus akan informasi membuat media cetak berjaya cukup lama sebelum kehadiran internet (Kusuma, 2016).
Terdapat beberapa jenis media cetak, yang paling umum digunakan di Indonesia yaitu surat kabar, majalah dan buku. Surat kabar atau Koran, yaitu kumpulan berita, artikel, cerita, iklan dan sebagainya yang tercetak dalam lembaran kertas, terbit secara teratur, setiap hari atau seminggu sekali (Usman, 2009). Tidak berbeda jauh dengan koran, majalah merupakan lembaran berita, artikel, cerita, iklan dan sebagainya yang dicetak pada kertas. Sedangkan buku, merupakan media cetak yang hadir bahkan sebelum penemuan mesin cetak, berisi informasi-informasi penting seperti, sejarah, pengetahuan umum dan sebagainya.
Industri media cetak juga membuka begitu banyak kesempatan atau lapangan pekerjaan, dibutuhkan berbagai keahlian untuk mengumpulkan informasi dan memuat kedalam media cetak. Profesi penulis, wartawan, editor, fotografer, perancang iklan, dan masih banyak jenis perkerjaan lain yang ditawarkan oleh media cetak. Keuntungan lain dari industri media cetak juga dirasakan oleh perusahaan yang bergerak dalam bidang percetakan, kertas, tinta, transportasi, komunikasi dan lainnya.
Dapat dikatakan media cetak di Indonesia masih dapat bertahan, namun terjadi penurunan dari segi pembaca, penurunan drastis terjadi pada 2009 di mana pembaca surat kabar menurun menjadi 18,4% dan pada tahun 2012 turun lagi dengan angka 17 % (Kusuma, 2016).
Pertanyaan penting terkait dengan media cetak ialah apakah industri media cetak akan tetap bertahan untuk tahun selanjutnya. Tentunya kita tidak dapat menebak apa yang akan terjadi dengan media cetak kedepannya, namun beberapa perusahaan yang bergerak dalam bidang media cetak masih dapat bertahan sampai sejauh ini, salah satunya adalah koran Kedaulatan Rakyat yang bermarkas di Yogyakarta, serta koran Kompas milik perusahaan Kompas Gramedia.
Kedua koran tersebut masih bisa kita jumpai dalam versi cetak sampai sekarang, namun kita tidak mengetahui apakah tahun 2021 dan selanjutnya mereka masih bertahan. Salah satu penyebab berkurangnya jumlah pembaca media cetak dikarenakan pergeseran era media tradisional ke media modern atau online, serta kehadiran media sosial yang lebih disukai oleh seluruh kalangan.
Terlebih saat ini media sosial menjadi media yang paling digemari oleh masyarakat, karena media sosial dapat menjadi sumber informasi serta didukung fitur-fitur penunjang lainnya. Media online juga sudah menggabungkan platform yang nyaris seperti televisi, meskipun secara kaidah- kaidah jurnalis televisi belum banyak terpenuhi, namun media oline sudah menampilkan tidak hanya tulisan tetapi juga menampilkan visual vidio.
Media online juga menjadi salah satu pesaing media cetak, meskipun beberapa perusahaan sudah melakukan konvergensi media dengan menselaraskan media cetak dan media online secara bersamaan. Mereka tetap mempertahankan versi cetak tetapi tetap mengikuti perkembangan teknologi dengan membuka portal berita online.
Masyarakat cenderung menyukai sesuatu yang dapat diakses dengan cepat dan mudah seperti informasi melalui portal berita online, sehingga perusaha perlu melihat perubahan serta peluang.
Pendapatan media cetak berasal dari khalayak dan pengiklan, namun menurunnya jumlah pembaca dapat menyebabkan menurunnya jumlah pendapat media cetak, sehingga mereka melakukan berbagai strategi lain untuk dapat menarik pembaca. Iklan dalam media cetak juga mengalami inovasi dengan menggunakan iklan advetorial, sehingga pembaca digiring untuk membaca iklan melalui cerita atau narasi yang lebih menarik. Salah satu cara bertahan perusahaan media cetak yaitu dengan membuka media online mereka, sehingga antara media cetak dan media online saling berhubungan dan membantu perusahaan untuk tetap mempertahankan pendapatan. Karena bukan tidak mungkin industri media cetak dapat mengalami penurunan pembaca secara lebih besar lagi hingga penutupan industri media cetak.(*)
Komentar