oleh

Balitbangda Beri Pelatihan Pupuk Takasi di Desa Binaus

-Daerah-72 Dilihat

Soe, terasntt.com — Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BALITBANGDA) Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) memberikan
pelatihan tentang proses pembuatan pupuk Takasi bagi pemuda GMIT Laheroi Desa Binaus, Kecamatan Mollo Tengah pada bulan desember 2018 lalu

Adapun peserta yang mengikuti kegiatan tersebut berjumlah 20 orang dari pemuda Laheroi serta  jemaat tetangga dengan insruktur Kabid Inovasi dan Teknologi Jhis Baok didampingi Magdalena Taka, Kasi Difusi Inovasi dan Ayub Feoh kasi desiminasi.

Jhis Baok kepada media mengatakan bahwa tujuan melakukan kegiatan pelatihan takasi untuk mengajarkan  pemuda kristen agar dapat mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan pupuk kimia.

Menurut Jhis, pihaknya sudah melakukan pelatihan dibeberapa desa dan hasilnya sangat bagus sehingga dipandang  perlu mentransfer ilmu kepada kaum muda untuk mengurangi ketergantungan pada penggunaan pupuk kimia.

Masih menurutnya bahan bahan yang digunakan  yaitu kotoran hewan,  bambu ,dan serat tanaman yang mana bahan bahan tersebut ada pada sekitar masyarakat serta tidak perlu mengeluarkan uang.

Pupuk Takasi nantinya akan digunakan untuk tanaman kurus,tomat ,wortel dan ketika menggunakan takasi dapat mengurangi hama.

Teknologi ini menurutnya sudah  berhasil di beberapa tempat sehingga kedepan akan terus melakukan pelatihan dengan harapan dapat membantu masyarakat.
Biasanya masyarakat menjual hasil pertanian seperti  ubi dan pisang untuk membeli pupuk tapi dengan adanya inovasi ini masyarakat lebih terbantu dan tidak perlu merogoh kocek tapi bisa menggunakan material lokal untuk menghasilkan pupuk takasi.

Sementara itu dua orang peserta masing masing Jitro Tasekeb dan Kori Boymau saat diwawancarai mengaku sangat senang dengan kegiatan tersebut dan sangat  positif  karna hemat dan menggunakan bahan lokal yang tersedia di sekitar masyarakat.

Menurut Kori Boymau, bahwa dengan adanya inovasi dari Balitbangda sangat membantu masyarakat untuk mendapatkan  pupuk  buatan bahan lokal  dan tentunya bebas dari bahan kimia.

” Saya sangat senang dengan kegiatan ini dan berharap selanjutnya ilmu yang diperoleh dapat diimplementasikan untuk digunakan dalam bertani,” ujarnya(sys).

Komentar