Korban Keracunan di Mnelalete Masih Dirawat
Soe, teras-ntt.com — Sepuluh dari
limabelas korban keracunan makanan di Desa Mnelalete, Kecamatan Amanuban Barat, Kabupaten TTS masih dirawat. Tujuh diantaranya diinfus sementara tiga orang lainnya menjalani observasi.
Para korban dirawat di Posko Penanganan Kasus Keracunan sejak Selasa, 24 Maret 2020.
Ketujuh korban yang masih diinfus lima diantaranya masih menceret dan dua lainnya muntah – muntah.
Kadis Kesehatan Kabupaten TTS, dr Eirene Atte kepada wartawan di ruang kerjanya, Kamis (26/3/2020) mengatakan, sepuluh korban keracunan masih dirawat di Posko karena kondisinya belum pulih benar.
Tujuh orang korban diantaranya diinfus sementara tiga korban lainnya dalam observasi,” ungkapnya.
Ketika ditanya terkait penyebab kasus keracunan tersebut Irene menduga pengolahan makanan yang kurang baik sebagai penyebabnya.
Namun belum bisa dipastikan, walau tim reaksi cepat sudah mengambil sampel makanan guna diperiksa di laboratorium Propinsi NTT.
” Tim sudah mengambil Sampel makanan dan akan dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui kepastian penyebab kasus keracunan makanan tersebut,” jelasnya.
drm Eirene juga menghimbau kepada masyarakat untuk lebih memperhatikan bahan makanan serta pengolahannya agar bisa memastikan makanan yang dikonsumsi benar-benar sehat.
Ia lantas mengingatkan kepada masyarakat untuk selalu menerapkan pola hidup sehat.
” Sebelum diolah, bahan makanan harus dicek kebersihannya. Setelah itu, pada saat memasak pastikan makanan benar-benar masak baru dimakan,” tegasnya.
Untuk diketahui sebelumnya, kasus keracunan sepertinya menjadi langganan masyarakat.
Kasus keracunan massal ini bermula dari acara syukuran panen jagung yang digelar dikediaman Enos Liufeto, RT 27/RW 08. Dari 19 orang yang mengikuti acara syukuran tersebut, 15 orang diantaranya diketahui mengalami gejalah keracunan. Para korban mengalami sakit kepala, menceret dan muntah. Dari 15 korban, 5 korban rawat jalan dan 10 korban lainnya menjalani penangan media di Posko Penanganan Kasus Keracunan di rumah Esau Nomleni.
Bupati TTS, Egusem Piether Tahun membenarkan adanya kasus keracunan tersebut dan mengaku, sudah meminta Dinas Kesehatan Kabupaten TTS untuk melakukan penanganan medis kepada para korban.(sys)
Komentar